Friday, October 8, 2010

Mekanisme Efek positif yang ditimbulkan oleh bakteri Probiotik

ü  Efek probiotiknya: mengatasi infeksi saluran pencernaan
Contoh bakteri : Lactobacillus plantarum
Mekanismenya:
Bakteri ini memperkuat fungsi mukosa pencernaan, dan menjaga dari serangan bakteri patogan pada dinding halus. L.plantrum menghasilkan enzim-enzim yang dapat memproduksi senyawa inhibitor seperti asam-asam organik (laktat, asetat), H2O2 serta bakteriosi, kemudian senyawa-senyawa inhibitor tersebut disekresikan pada saluran pencernaan sehingga menimbulkan suasana asam dipencernaan yang akan menekan pertumbuhan bakteri patogen penyebab infeksi pada saluran pencernaan.


ü  Efek probiotiknya: mengobati penyakit diare
Contoh bakteri: Enterococcus faecium
Mekanismenya:
Enterococcus faecium dapat mengsekresikan enzim protease dengan mencerna dua protein exotoxin yaitu toxin A dan toxin B yang dapat menanggunglangi masalah diare dan radang usus besar yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Clostridium difficile.

ü  Efek probiotiknya: meurunkan kolesterol dalam darah
Contoh bakteri:  L. Acidophilus dan Bifidobakterium bifidum
Mekanismenya:
Kemampuan ini berasal dari zat faktor antikolesterol yang menghambat kerja enzim pembentuk kolesterol. Pengurangan kolesterol juga terjadi karena selama pertumbuhan bakteri menyerap sejumlah zat kolesterol ke dalam selnya. Penyerapan ini terjadi di usus kecil dan membantu mengurangi kolesterol dalam darah.


ü  Efek probiotiknya: meningkatkan kekebalan tubuh
Contoh bakteri:  L. bulgaricus
Mekanismenya:
L. bulgaricus mampu menghasilkan zat antibiotika yang disebut bulgarikan, kemudian hasil antibiotika ini bekerja secara spesifik terhadap bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus,Shigella dysentriae (penyebab disentri), Salmonella typhii (penyebab tipus), Clostridium botulinum (penyebab botulinum, yaitu keracunan makanan kaleng) yang terdapat pada saluran pencernaan. Sifat dari antibiotik bulgarikan adalah mampu mengonaktifkan sel patogen dengan cara mengganggu metabolisme sel mikroba, Menghambat sintesis dinding mikroba, Menghambat sintesis atau merusak asam nukleat sel mikroba.


ü  Efek probiotiknya: Memproduksi vitamin dan Enzim Lactase
Contoh bakteri            : golongan Lactobacillus
Mekanismenya:
Lactobacillus  mampu menghasilkan vitamin B (niasin, piridoksin, dan asam folat), kenaikan kadar vitamin-vitamin ini sebagai hasil kerja bakteri saat proses fermentasi serat yang tidak tercerna yang masuk dalam usus besar. Selain itu juga dihasilkan  enzim lactase yang berfungsi memecah laktose menjadi gula rantai pendek sehingga akan lebih mudah dicerna oleh tubuh



DAFTAR PUSTAKA

Annonymousa. 2010. www.foodsci.uoguelph.ca
Dewanti, Tri. 2006. Pangan Fungsional Makanan Untuk Kesehatan. THPpress. Universitas brawijaya, malang.
R. Fuller. 1992. Probiotics : The Scientific Basis, Chapman & Hall.
Reid. G, Jass.J, Sebulsky.Tom.M, McCormick.John K, 2003.Potential Uses of Probiotics in Clinical Practice.American Society for Microbiology.16:658-672
S.Haryanto. 1998. Segarnya Yogurt, Bandung.

Sunday, October 3, 2010

Mekanisme Melekatnya Probiotik di Dinding Saluran Cerna

Salah satu syarat dari suatu bakteri probiotik adalah bahwa bakteri tersebut harus memiliki kemampuan menempel pada dinding saluran cerna, sehingga bakteri tersebut dapat berkoloni dan melakukan fungsinya yang memiliki manfaat bagi host / inang.  Akan tetapi bagaimana mekanisme pasti bakteri tersebut dapat menempel hingga saat ini belum diketahui secara pasti mekanismenya.

Suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Nathalie Juge dari Institute of Food Research berhasil mengungkapkan cara menempelnya suatu probiotik dalam saluran cerna, dari temuan ini juga dapat menjelaskan mengapa tidak semua bakteri dapat digunakan sebagai probiotik.

Usus merupakan organ dengan sitem imun terluas di tubuh kita, sel-sel yang menyusun usus dilindungi oleh lapisan pelindung mukus yang secara terus-menerus mengalami proses regenerasi. Selain melindungi, ternyata mukus ini juga memberikan keuntungan bagi bakteri probiotik yaitu menjadi media melekatnya probiotik di dinding usus.

Melekatnya probiotik pada mukus ini ternyata diakibatkan oleh suatu zat protein yang dimiliki oleh probiotik tersebut, dari penelitian ini diselidiki lebih jauh pada probiotik Lactobacillus reuteri. Zat tersebut dinamakan mucus-binding protein (protein pengikat mukus), yang ternyata dijumpai dalam jumlah yang lebih banyak pada bakteri penghasil asam laktat, dengan adanya protein ini maka bakteri probiotik dapat menempel pada mukus saluran cerna dan melakukan interaksi dengan host.

Peneliti juga menemukan bahwa ternyata mucus-binding protein ini juga mengenal protein imunoglobulin manusia yang merupakan bagian dari sistem imun. Oleh karena itu peranan mucus binding protein ini tampaknya akan lebih luas lagi selain sebagai media perlekatan probiotik pada dinding saluran cerna.

Dari fakta temuan yang telah dijabarkan di atas, jelaslah bahwa bakteri yang diplih sebagai probiotik sebaiknya bakteri yang mampu menghasilkan mucus-binding protein, agar bakteri dapat survive dan bertahan untuk meningkatkan populasi dalam saluran cerna, lactic acid bacteria seperti Lactobacillus reuteri merupakan salah satu jenis probiotik yang telah terbukti untuk menghasilkan komponen tersebut.

Laktosa dalam susu untuk cegah kanker

Laktosa dalam susu untuk cegah kanker

Sudahkah Anda membiasakan diri meneguk segelas susu setiap hari? Jika belum, berarti Anda tergolong orang yang patut disayangkan. Betapa tidak, sekalipun hanya secangkir atau segelas ukuran belimbing, zat cair putih ini memiliki rahasia kesehatan yang luar biasa.

Sudah banyak penelitian para pakar yang membahas seribu manfaat dari susu ini. Sudah seabrek pula agenda kampanye yang menyadarkan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi zat satu ini. Bukan hanya pada bayi, balita dan anak-anak tapi juga orang dewasa dan manula.

Begitu pun informasi dan fakta tentang manfaat dari seteguk susu mulai dari vitamin, mineral, sumber energi dan sebagainya. "Bahkan satu hal yang tak kalah penting untuk disimak adalah kandungan laktosanya," ujar Prof. Made Astawan, guru besar pangan dan gizi Institut Pertanian Bogor.

Ketua Depertemen Teknologi Pangan dan Gizi Fakultas Teknologi Pertanian IPB ini mengatakan laktosa, yang sering juga disebut sebagai gula susu, telah terbukti memiliki berbagai efek fungsional terhadap tubuh. Kadar laktosa pada ASI (air susu ibu) dan susu sapi cair segar, masing-masing adalah 7 g dan 4,8 g/100 ml.

Jadi laktosa adalah sumber karbohidrat utama yang terdapat dalam ASI. Namun, sebagai gula laktosa tidak semanis disakarida atau monosakarida lain seperti sukrosa, fruktosa atau glukosa. Tingkat kemanisan laktosa hanya seperenam kemanisan glukosa. Itu sebabnya bayi yang diberi ASI tidak mengalami karies gigi.

Begitu juga susu sapi, laktosa yang terkandung dari cairan hewani ini juga merupakan sumber utama glukosa yang dapat memasok energi pada anak-anak dan orang dewasa. Tak kalah menarik laktosa juga tergolong zat pencegah penyakit kanker.

Laporan The National Cancer Institute 1999 menyatakan sejak 1990 hingga 1996, terdapat empat jenis kanker yaitu paru-paru, prostat, payudara dan kolon, yang menempati lebih dari setengah kasus kanker yang terjadi, dan juga penyebab kematian.

Laporan itu juga menyebutkan bahwa pemicu kanker antara lain adalah senyawa nitroso/nitrosamin dalam makanan. Pemicu lain adalah zat karsinogenik yang secara alami terkandung dalam bahan pangan misalnya asam kafein dari kopi, hidrazin dari jamur, juga etil alkohol yang terkandung dalam rokok, logam arsenik, aditif makanan seperti sakarin, serta pestisida, dieldrin, dan khlorden.

Dari empat jenis kanker di atas kanker kolon menempati urutan kedua terbanyak yang menyebabkan kematian setelah kanker paru-paru. The American Cancer Society memperkirakan pada 2001 dari sebanyak 135.400 kasus yang terdiagnosa, sebanyak 56.700 berakhir dengan kematian.

Selain faktor genetik (keturunan), risiko terkena kanker kolon meningkat pada umur lanjut (di atas 50 tahun). Dari kasus itu pun ditemukan adanya penerapan pola makan yang salah pada pasien. Mereka umumnya mengonsumsi makanan tinggi lemak dan kurang serat pangan.
Sebenarnya pola makan merupakan salah satu faktor yang mudah dikontrol. Dari sumber laktosa pada susu saja persyaratan mendapatkan pangan berserat dapat terpenuhi. Potensi laktosa sebagai prebiotik, kata Astawan, mampu menstimulasi tumbuhnya bakteri yang memiliki potensi antikanker.

Mekanisme efek antikarsinogenik yang terjadi adalah penghilangan kemampuan enzim yang berperan dalam mengonversi komponen prokarsinogenik menjadi karsinogenik, yaitu enzim fekal b-glukosidase, b-glukoronidase, nitroreduktase dan azoreduktase.

Peranan probiotik dalam hal ini adalah menekan pertumbuhan bakteri penghasil enzim-enzim tersebut dengan cara memproduksi senyawa inhibitor seperti asam-asam organik (laktat, asetat), H2O2 serta bakteriosi. Probiotik tersebut juga mampu memblokir sisi penempelan di saluran pencernaan, dan berkompetensi dalam penggunaan nutrisi untuk pertumbuhan.

"Probiotik ternyata juga secara langsung dapat mengikat sekaligus menetralisir senyawa pemicu terjadinya kanker," tambahnya.

Kolesterol
Selain mencegah kanker, laktosa pada susu ternyata juga dapat menghindarkan tubuh manusia dari penumpukan kolesterol secara alami. Potensi prebiotik laktosa mampu memacu pertumbuhan bakteri asam laktat.

"Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa salah satu strain bakteri asam laktat, yaitu Lactobacillus casei subsp casei 027 mampu menurunkan kadar kolesterol buruk [low density lipoprotein/LDL], trigliserida dan serum fosfolipid dalam darah tikus percobaan," paparnya.

Strain bakteri asam laktat tersebut diduga mampu menempel di dinding usus, berkembang biak dan melakukan peran yang menguntungkan kesehatan lewat dekonjugasi garam empedu.

Meski sebagai gula, keberadaan laktosa pada susu cair memiliki indeks glisemik yang lebih rendah dibandingkan sukrosa dan glukosa. Konon indeks glisemik ini yang berperan terhadap potensi timbulnya penyakit diabetes.

Dengan indeks glisemik yang rendah berarti laktosa memiliki risiko diabetes yang rendah pula. Sebagaimana diketahui munculnya diabetes itu akibat insulin dependent diabetes mellitus (IDDM = tipe I) akibat adanya sukrosa masuk ke dalam tubuh.

Sukrosa segera dipecah menjadi glukosa dan tubuh akan mengadaptasi melimpahnya glukosa dengan pengeluaran hormon insulin. Lama-kelamaan kelenjar pankreas yang merupakan pabrik insulin akan kelelahan dan produksi insulin pun akan berkurang terus. Kekurangan insulin inilah yang akhirnya muncul penyakit diabetes.

Namun bila Anda lebih banyak mengonsumsi laktosa daripada sukrosa dengan meneguk dua gelas susu cair per hari, maka IDDM tidak akan terjadi.

Itu sebabnya tinggi rendahnya risiko diabetes pada seseorang erat kaitannya dengan riwayat pemberian ASI ketika masih bayi dan tingkat konsumsi susu sapi ketika balita hingga dewasa